Made Oka Bantah Jadi Perantara Suap E-KTP

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA –Perantara suap korupsi e-KTP, Made Oka Masagung, membantah nyanyian terdakwa Setya Novanto yang menyebut sejumlah politikus turut menerima uang sebesar US$500 ribu terkait kasus itu.Kuasa hukum Made Oka, Bambang Hartono menyampaikan, tudingan yang disampaikan Novanto pekan lalu dalam persidangan di Pengadilan Tipikor, Jakarta, sama sekali tidak dibenarkan kliennya."Kalau menurut klien saya, pernyataan Setya Novanto di muka pengadilan minggu lalu itu tidak benar. Itu sudah dibantah," ujar Bambang usai pemeriksaan Made Oka di Gedung KPK, Jalan Persada Kuningan, Jakarta Selatan, Senin, 26 Maret 2018.Bambang membantah Made Oka menyambangi rumah Setya Novanto antara September-Oktober 2012, guna mengungkapkan hal itu. Ia juga enggan mengira-ngira alasan Novanto tiba-tiba menyebut sejumlah nama di tengah penyidikan kasus yang terus berlangsung."Itu kan haknya beliau. Apakah itu benar atau tidak, yang penting kita tetap sesuai dengan hukum yang berlaku," ujar Bambang.Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, dalam pemeriksaan yang berlangsung selama 3 jam 35 menit, Made Oka tidak dikonfrontir dengan Novanto yang tiba pada 13.00 WIB. Baik Made Oka dan Novanto hari ini sama-sama diperiksa untuk tersangka Irvanto Hendra Pambudi. "Mungkin minggu depan akan dikonfrontir," ujar Bambang.Dalam persidangan dengan agenda pemeriksaan saksi di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis, 22 Maret 2018, Novanto menyebut sejumlah nama seperti Chairuman Harahap (Partai Golkar), Melchias Markus Mekeng (Partai Golkar), Tamsil Linrung (PKS), Olly Dondokambey (PDIP), Puan Maharani (PDIP), dan Pramono Anung (PDIP).Novanto menuding nama-nama itu menerima uang yang masing-masing nilainya US$500 ribu terkait proyek e-KTP. Novanto mengaku sejumlah informasi itu Ia terima melalui cerita dari Andi Narogong dan Made Oka Masagung yang mendatangi rumah Novanto pada September-Oktober 2012. (mus)